Sunday 3 April 2022

BIOGRAFI SEORANG ANAK TAK DIANGGAP

 


    Rangga ya rangga dengan nama lengkap Gede Rangga Siwa Ananta Pratama adalah seorang anak sederhana yang lahir dari orang tua yang miskin. Kehidupannya pun tidak seindah dengan nama yang di wariskan oleh kedua orang tuanya. Dia lahir hari Minggu, 07 Juli 1987 di Rumah Sakit Karangasem. Dengan keadaan sehat walafiat. Walaupun menurut cerita kerabat dari Rangga bahwa Ibu Rangga sebut saja Bu Sari pernah terjatuh saat menyeberang di kali dekat sawah sehingga Bu Sari terjatuh dan posisi jatuhnya pas pada kehamilannya. Bu Sari sempat stress, karena semua orang baik dari kerabat atau masyarakat menyebutkan bahwa anak Bu Sari akan lahir cacat. Ayah dari Rangga  yakni Pak Dedi pun sempat tidak berani menengok rangga saat melahirkan karena takut melihat Rangga lahir dalam keadaan cacat. Namun Ida Sang Hyang Wiidhi Wasa berkata lain , Rangga terlahir sempurna tanpa kekurangan apapun sama seperti anak yang lain hanya Rangga tidak menangis saat terlahir. Tapi setelah 8 jam di pangkuan Pak Dedi Rangga akhir menangis untuk pertama kalinya dengan keras dan lantang. 
    Masa kecil Rangga tidak ada yang special, karena dia kerap ditinggal Ibunya untuk menjadi buruh utnuk memanen padi orang, pendapatannya pun hanya mendapat upah gabah 8-10 Kg gabah. Namun Bu Sari orangnya pekerja keras. Begitu pula sang suami Pak Dedi pun sangat giat bekerja dari membuat tuak, mencari kayu bakar sampai menggarap sawah mertua. Penghasilan Pak Dedi disawah hanya cukup untuk makan untuk keluarga kecilnya saja, sisanya diberikan ke Ibu Mertua untuk diberikan kepada anak-anaknya yakni adik-adik dari Ibu Sari. Ibu Sari sangat rajin menyisihkan uang hasil kerjanya, begitu pula Pak Dedi dia juga sangat telaten dengan Sapi peliharaannya sehingga dapat jualan yg lumayan. 
    Sedikit bercerita kebelakang mengenai Bu Sari , Bu Sari memeiliki banyak adik-adik yg diurus, selain menjadi Ibu dari Rangga dan Suliwa kakaknya Bu Sari juga sekaligus menjadi Ibu dari kelima adik-adiknya. Hingga pada akhirnya adik lelakinya sudah menuntaskan sekolah SMA nya akhirnya pergi ke Denpasar untuk mengadu nasib yakni melamar PNS menjadi Guru. Karena Bu Sari merasa kasihan pada adiknya maka perhiasan dan uang yg disisihkan Pak Dedi diberikan kepada Adiknya Bu Sari yg bernama Gede untuk biaya melamar kerja dan biaya hidup di Denpasar kala itu. Hingga singkat cerita Gede pun berhasil menjadi seorang Guru dan menjadi PNS kala itu. Senyum lebar dari bibir Bu Sari dengan penuh rasa bangga memiliki adik yg berhasil menjadi PNS. Bu Sari berpikir kelak si Gede akan membantu Rangga dan Suliwa ketika sudah bersekolah, karena dia menyadari bahwa dia tidak akan bisa bekerja seperti sekarang ini karena Bu Sari menyidap penyakit TBC atau Sesak Napas. 
    Waktu terus berjalan hingga tidak terasa Rangga berumur 4 tahun, seperti biasa dia selalu diasuh oleh Neneknya ( Ibunya Bu Sari yg bernama Bu Ni Luh). Rangga kerap diajak ke sawah mencari makanan babi yakni ketela rambat. Rangga pun menunggu dengan sabar Neneknya yg sedang mencari makanan babi itu hingga sore sekitar pukul 17.00 merekapun pulang. Kasih sayang Bu Ni Luh kepada Rangga melebihi anak kandungnya sehingga Rangga memanggil Neneknya itu dengan sebutan "Memek Dadong" yang di dalam bahasa Indonesia berarti "Ibu Nenek". Pada saat Rangga berumur 5 Tahun dia sempat mau di adopsi oleh Gede adiknya Bu Sari yg sdh beberapa tahun belum kunjung di anugrahi momongan atau anak. Namun entah apa yg mengarahkan Rangga , diapun menolak dan Gede adik Bu Sari pun bilang tidak apa apa, saya akan mengajak dan merawat dia seperti anak saya sendiri. Rangga pun sering diajak bepergian oleh Gede dan Istrinya, diberlikan pakaian, mainan dan apapun yg Rangga inginkan. Hingga Suatu saat Pak Dedi suami Bu Sari terkena guna-guna dimana itu membuat Pak Dedi berubah 360 derajat , dia suka minum-minum. Datang kerumah sudah malam dan dalam keadaan mabuk. Untuk sekedar diketahui Pak Dedi tinggal di Rumah Bu Ni Luh ibu dari Bu Sari yang merupakan amanah dari suami Bu Ni Luh untuk mengajak Pak Dedi dan Kelauarga untuk tinggal dirumahnya , bahkan menurut penuturan Pak Dedi dan Bu Sari suami Bu Ni Luh pun berwasiat untuk memberikan Pak Dedi sepetak tanah untuk di bangun rumah sederhana. 
    Semenjak itu Pak Dedi mulai jarang dirumah, diapun kadang tidur di sungai, atau semedi ditempat angker sehingga dia mendapatka. anugrah batu atau ilmu pengobatan. Konon Pak Dedi ayah Rangga mampu mengobat orang yg kena guna-guna atau kesurupan. Dia pun terkenal sampai ke desa tetangga, namun naas pamor kedukunan Pak Dedi harus hancur karena kehilafan beliau yakni saat mengobati seorang gadis, dimana Pak Dedi malah menghamili gadis itu. Pak Dedi pun sempat bilang keadaan itu dengan Bu Sari istrinya , dan istrinya pun menerima untuk di madu/ polygami, Namun karena gengsi Pak Dedi akhirnya dia menggunak kekuatan supranaturalnya yakni PELET untuk menggantikan posisinya untuk menikahi si Gadis. Alahasil gadis itu menikah dengan pria yg di setting oleh Pak Dedi, dan melahirkan anak yg mukanya persih sama dengan Rangga. 
    Karena keadaan itu pula membuat rumah tangga Bu Sari kacau, bahkan sempat disuruh cerai oleh adiknya Nengah, namun lagi-lagi dengan keluguan Rangga menyuruh  'Ibu jangan cerai , kelak Rangga akan menggangkat martabat keluarga ini". Bu Sari pun menuruti saran Rangga yang waktu itu baru berumur 6 tahun yg duduk di kelas I SD. Masa kecil Rangga pun penuh penderitaan tidak seperti anak-anak lain yg bisa leluasa bermain. Rangga harus membantu Bu Sari mencari makanan babi kesawah untuk di jual ke pasar. Hasilnya itu dipakai untuk menyambung hidup, keluarga Rangga dan keluarga Bu Ni Luh. Rangga pun sempat di kucilkan di pura keluarga atau dalam bahasa Bali disebut Paibon. Rangga di bilang punya ayah yg pemeberontak, tidak mau mengikuti aturan Paibon. Kadang-kadang Rangga menangis karena malu jika Bu Sari menyuruh Rangga sembahyang ke paibon/ pura keluarganya.
    Rangga merupakan anak yang pintar, dari kelas 1-6 SD dia selalu menjadi bintang kelas, dan juara. Itu membuat Bu Sari bangga. Rangga pun mulai menunjukan bakat berbicara, menganalisa masalah. sejak kelas 6 SD. Hingga akhirnya dia melanjutkan ke sekolah Menengah Pertama. Biaya sekolah Rangga sepenuhnya di tanggung pemerintah melalui Beasiswa Prestasi dan Keluarga tidak mampu sampai dengan kelas 2 SMP paman Rangga yang merupakan adik dari Bu Sari yang bekerja di Jepang pun inten mengirimkan uang untuk biaya sekolah Rangga dan Suliwa di bangku SMK saat itu. 
    Sedikit bercerita tentang keluarga Bu Ni Luh , Ketut adik Bu Sari yang waktu itu bekerja di Jepang sebagai carpenter sering mengirim uang kepada Bu Ni Luh pertama untuk membeli TV dan rehab rumah tua Bu Ni Luh. Kebetulan pada waktu itu Rangga sudah duduk di kelas 1 SMP. Uang di kirim kepada Gede kakaknya Ketut yang bekerja di Jepang. Karena Nengah tidak tahu bahwa adiknya Ketut mengirimkan uang untuk membelikan TV Ibu Ni Luh dan untuk merehab rumahnya. Maka si Gede sedikit curang, yakni TV Sharp punya di Gede di berikan kepada Nengah dan Bu Ni Luh sedangkan si Gede membeli TV baru merk Toshiba 32". Ketidak jujuran mulai dijalankan si Gede, Rangga dan Suliwa hanya bisa menonton apa yang mereka perbuat. Kemudian tibalah saatnya Ketut mengirimkan surat untuk Suliwa , Ketut menanyakan berapa uang jajan kita berdua setiap hari dan SPP, dan Sepda Federal atau biaya2 yang lain. Suliwa pun mengirimkan rincian biaya yang diminta oleh Ketut. Dan benar sebulan berikutnya Ketut pun mengirimkan uangnya melalui rekening Nengah (BRI). Namanya juga anak -anak pastilah sangat senang, ketika menerima surat bahwa uang sudah di kirim maka Nengah pun ke Bank menarik uang tersebut. Saat itu sudah berlangsung proses perehaban rumah. Nengah langsung ke dealer sepeda , dibelikanlah sepeda Fronius (bukan federal). Lagi-lagi si Nengah bermain disini. Uang jajan pun di potong oleh si Nengah, harusnya 5000 Rangga dikasi cuman 2000 rupiah. Namun karena kita berdua bukanlah anak si Ketut, maka kita tidak berani berbicara apa2. 
    Hingga tibalah waktunya, Nengah menikah dan dia meminta biaya pernikaha kepada adiknya si Ketut. Nengah juga mengambil uang sisa uang jajan yg diberikan Ketut kepada kami berdua. Dan Ketut saat itu sudah tiba di Indonesia , dan dia membangun dan membeli tanah di Gebang - Lombak Barat. Dan yang mengerjakan rumah itu adalah Pak Dedi adalah Pak Brata dan Ayah di Rangga Pak Dedi. Setelah rumah Ketut selesai , terjadilah kecelakaan yaitu kecelakaan dengan pacar Ketut yakni dia hamil, Sehingga mau tidak mau Ketut harus menikahi si Gadis ini. Pernikahan pun berlangsung meriah di Karangasem. 
    Seiring waktu berjalan, Ketut memutuskan untuk hidup di Karangasem. Rumah di Gebang Lombok pun di jualnya. Dia pun sempat bekerja di sebagai Mekanik di sebuah Dealer Suzuki. 
    Baik, sekarang kita kembali dengan kehidupan Rangga. Ketika Ketut sudah memutuskan hidup di Karangasem, Rangga kala itu sudah duduk di kelas 3 STM. Dalam usia tersebut Rangga sudah bekerja sampingan di sebuah bengkel las di Galiran yang bernama Warsa Motor. Akhirnya setelah melalui ujian kompetensi si Rangga lulus dengan nilai memuaskan. Namun Rangga tidak puas, karena saat itu dia tidak langsung dapat pekerjaan. Akhirnya, tanpa gengsi Rangga pun memutuskan untuk bekerja sebagai kuli Bangunan dengan Koming kakak sepupunya. Selama 1 bulan. Rangga cukup senang karena dia sudah bisa menghasilkan uang. Sesekali Rangga pun diajak ke Denpasar untuk menjadi freelance guide untuk mengarahkan tamu yg bersepeda di Ubud dengan upah 75 ribu per hari. Rangga sangat senang karena kala itu dia pertama kali ke Denpasar. Setelah selesai proyek di Rumahnya kakak sepupunya, Rangga pun mulai murung kembali. Dia sempat memutuskan untuk menjadi kuli bangunan di Perumnas, sampai kulitnya terkelupas karena panas. Selang beberapa minggu, dipanggilah Rangga oleh kakak sepupu untuk di tawarin bekerja di sebuah bengkel di Denpasar, saat itu. Kala itu Rangga berangkat berdua dengan Komang teman satu angkatanya, harapan besar ada di bayangan Rangga mendapat pekerjaan menjadi mekanik dan mendapat gaji yg cukup , untuk merealisasikan cita-citanya. Rangga pun berangkat, dia pun memakai tas sepupunya kala itu, membawa hanya beberapa pakaia. Ya..karena rangga tidak memiliki pakaian yang banyak seperti anak-anak lain yg orang tuanya mampu membelikan. 
    Pukul 09.00 diapun dijemput oleh mobil angkutan, waktu itu ISUZU ELF. Perjalanan cukup lama, Rangga tidak tidur dalam perjalanan itu karena dia menikmati. Secara Rangga baru kala itu pertama kali merantau dan keluar rumah sendiri. Tibalah rangga di Bengkel besar bernama Marga Sakti di Jl Gatot Subroto Tengah , disebelah barat perempatan Jl. Nangka. Rangga dan Komang pun di Iterview oleh boss bengkel itu, kemudian setelah itu sekitar pukul 04.00 sore Rangga dan Komang diantar oleh Bossnya langsung ke Jl Teuku Umar untuk bekerja mulai besok pagi di cabang yakni di Marga Mulya. Dalam bayangan Rangga dia akan di pekerjakan sebagai mekanik sesuai keahliannya. Namun setibanya di Marga Mulya, Rangga terkejut setelah di interview lagi oleh manager bengkel itu ternyata Rangga hanya diterima sebagai Tukang Cuci Mobil. Rangga sedikit kecewa namun, tekad Rangga untuk tidak mengecewakan orang tua lebih besar. Rangga dan Komang berjanji. akan jalani pekerjaan itu selama 1 bulan saja. Dan benar setelah 1 bulan Rangga pun pulang tanpa pamit dengan perusahan itu pagi-pagi buta dengan naik angkot. Dia pun langsung diantar sampai Celuk di tempat kakaknya bekerja. Rangga bersitirahat dan minum kopi sembari menunggu bus untuk kembali pulang kampung ke Karangasem. Tepat pukul 10.00 Rangga dan Komang akhirnya dapat bus, perjalanan memakan waktu 2 jam sampai di terminal karang sokong. Sampai di terminal Rangga harus mencari angkot lagi untuk ke pusat kota, Rangga pun sempat singgah ke Pasar Tradisional untuk membeli sesuatu dan mengisi perutnya. 
    Sampai di rumah Rangga pun segera menyampaikan hal tersebut pada kakak sepupunya agar kakak sepupunya menyampaikan ke boss bengkel di Denpasar. Kakak sepupu Rangga sangat baik, dia bilang "tidak apa-apa, namanya juga cari pengalaman". Keceriaan Rangga tidak lama, baru 2 hari menganggur Rangga sudah murung kembali. Dia berpikir , saya harus kerja apa lagi sekarang agar tidak minta-minta pada orang tua saya. Mungkin Tuhan mendengarkan doa Rangga, akhirnya kakak sepupunya dapat project bangunan untuk Pak Ketut B. Rangga di tawarin untuk jadi kuli bangunan. Tanpa pikir panjang dia langsung mengiiyakan. Wajah murung kembali sumringah karena Rangga kembali bekerja. Baru 1 Minggu bekerja di bangunan, pulanglah seorang boss cargo karenan akan mengupacarai pura keluarganya di Bali di sebut dengan Piodalan. Ketika sedang bekerja menjadi kuli bangunan , Rangga di panggil oleh seseorang, " hei Rangga kamu kan tamatan mekanik, bisa kamu bantu kakek Ketut D untuk perbaiki mobil pickup nya yang mogok"?. Rangga pun diperbolehkan permisi sebentar untuk membantu Kakek Ketut D untuk melihat mobil pick up nya. Bermodalkan pengalamannya di bengkel Warsa Motor, Rangga tdk butuh waktu yg lama untuk memperbaiki mobilnya. Dan grennggggg, mobil carry pick up hidup kembali. Si Kakek Tut D pun berkata , "hei Nak , Apakah kamu mau bekerja di Denpasar"? Tanpa berpikir Rangga menjawab mau kek...Kakek menjawab "baik Besok kita berangkat, kamu bisa tinggal di rumah saya". Antara senang dan dekdekan Rangga membawa kabar gembira ini kepada Bu Sari. Bu Bu Bu...Rangga dapat kerjaan di Denpasar, diajak sama kakek Tut D. Bu Sari hanya berpesan ya jaga diri. 
    Ranggapun berkemas, besök sore Rangga pun berangkat dengan pakaian secukupnya. Disinilah awal mula kehidupan Rangga sesungguhnya. Dia naik pick up ke Denpasar bersama Diah cucu si Kakek Tut D, Rangga mulai curi pandang kepada Diah. Pukul 17.00 tibalah Rangga di Denpasar , tepatnya di Jayagiri. Rangga berpikir akan disana tinggal bersama Diah, namun kakeknya berkta "Rangga ayo berangkat , kita ke Tuban" Wah wajah kecewa Rangga saat itu tersirat, namun tidak apa-apa . Namanya juga mencari kerja. Sampai di Tuban Rangga diajak makan bersama Kakek Tut D di warungnya. Setelah makan dia diajak pulang ke Rumah untuk diajak beristirahat. 
    Tugas Rangga saat otu adalah pagi pagi dia harus ke pasar, membeli sayur dan lain2 keperluan warung , setelah itu bersih-bersih baru kemudian berangkat ke Cargo untuk bantu-bantu disana menjadi Customer Service di Elteha Cargo. Setelah 2 minggu, Rangga tidak menduga bahwa Diah datang dan tinggal di Tuban. Wah saat itu Rangga merasa senang sekali, bahkan dia senyum-senyum sendiri. Malam minggu pun Rangga ada yg menemani, namaun apa daya mulut Rangga tidak mampu mengungkapkan bahwa dia suka dengan Diah karena alasan prinsip yakni Rangga adalah orang miskin. Namun Diah memberikan respon yg baik, kadang-kadang Diah mengantarkan Rangga ke Cargo. Setelah 2 bulan Tuhan berkata lain, Bibi Rangga memanggil dia untuk bertemu di Waturenggong untuk membicarkan pekerjaan. Bibi Rangga adalah pemilik Travel Agent yang menghandle tamu-tamu Perancis. 
    Disana Rangga ditawari pekerjaan, untuk mengantarkan anak-anaknya dan bersih serta memberi makan burung yg dipelihara Paman Rangga. Tanpa pikir panjang Rangga pun resign di Cargo dan bekerja di Rumah Bibiknya. Disana Rangga di gembleng di suruh belajar, belajar dan belajar. Hingga hal itu sampai mengantarkan Rangga menjadi Reservation Manager di Travel tersebut. Sebuah kebanggaan tersendiri. Gaji dan Insentif Rangga pun melimpah hingga akhirnya dia bisa membeli sebidang tanah di Kampung. Waktu terus berjalan, hingga kantor Rangga pun pindah ke Peguyangan. Karir Rangga pun terus meningkat , Rangga diangkat menjadi Operation manager di Travel itu. Karena merasa sudah punya cukup biaya saat itu Rangga pun memutuskan untuk membangun rumah. 
    Saat mulai membangun Rumah inilah keanehan mulai dirasakan Rangga, setiap usulan atau omongan Rangga selalu di parahkan oleh Bu Sari. Setiap ada masalah dengan Saudara Bu Sari, beliau selalu membela Adiknya secara terang-terangan tanpa memikirkan perasaan Rangga. Namun semua hal itu tidak membuat Rangga surut untuk tersu berbakti kepada Orang tua. Hingga Suliwa pun menikah Rangga yang dan Bibiknya menanggung biaya pernikahan nya. Walaupun saat itu rumah Rangga belum selesai. Nah ketika bangunan sudah setengah jadi, namun belum ada atap, biaya atau uang Rangga pun habis. Dia pun memberanikan diri untuk meminjam kepada Bibiku sekitar 20 juta lagi agar rumah beratap saja. Dan puji Tuhan Rangga di berikan pinjaman saat itu. Akhirnya Rumah Rangga berdiri saat itu. belum di finishing. Nah di saat galau, malam itu Blackberry Rangga pun berdering siapa menelpon begitu perasaaan Rangga. Oh Ternyata yang menelpon Ketut adiknya Bu Sari (Ibu Kandung Rangga). Pamannya itu berkata " Hei Rangga bagaimana uang kamu sudah habis untuk biaya pembangunan..? Rangga menjawab "Iya Pak Tut" biarkanlah rumah saya selesai segitu, akan saya selesaikan sedikit demi sedikit". Pamannya berkata lagi " Rangga bagaimana kalau Pak Tut yg finisihing , beliin keramik, plafon dan cat, namun ijinkan Pak Tut menempati 1 kamar untuk keluarga Pak Tut , kamu tahu kan Rangga Pak Tut sering bertengkar di rumah . Pak Tut ingin segera pindah ke Rumah kamu nanti". Masalah pengembalian, nanti kalau Pak Tut membangun atau perlu jika kamu punya boleh bantu Pak Tut. 
    Awal perselisihan keluarga berawal dari peminjaman uang ini. Karena Rangga merasa Pak Tut itu adalah seperti orang tua. Tanpa curiga atau berpikir aneh, diapun menyetujui tawaran Pamannya itu. Pembangunan rumah dilanjut. Anehnya, nominal yang harusnya lebih dari 50 juta saja mestinya di laporkan, karena tentu berhubungan dengan kemampuan pengembalian Rangga nanti kedepannya. Tiba2 rumah sudah jadi saja. Rangga mulai berpikir berapa saya akan mengembalikan biaya finishingnya. Akhirnya Pamannya itu mulai tinggal disana, begitu juga kakaknya Suliwa. Namanya juga keluarga satu atap pastinya ada perselisihan, dan itu terjadi . Pertengkaran bermula terjadi karena istri Suliwa bertengkar dengan istri Pamannya..yang akhirnya membawa kakaknya memutuskan untuk pergi ke Sumatera untuk merantau. Rangga mulai berpikir ada apa ini, setiap diajak membahas pendapat apapun tidak di gubris oleh Ibunya selalu membela Suliwa dan Pamannya. Hingga suatu hari Rangga bertanya kepada Ayahnya, " pak apakah saya anak tiri, sehingga sebegitunya Ibu bersikap kepada saya"?. Bapak Dedi hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya. 
    Akhirnya keuangan Pamannya mulai menurun, sehingga Rangga mulai harus membayar sejumlah uang kepada pamanya itu, terlebih pamannya pindah dari rumah Rangga. Sungguh kejadian di luar dugaan, yang membuat Rangga frustasi. Akhirnya dia pun mulai mencicil hutangnya itu. Dalam pikiran Rangga sesuai dengan saran temannya yg menjadi developer bahwa biaya finishing paling memakan biaya 35-40 Juta. Wah Rangga terus membayar hingga diperkirakan sampai 35 juta. Namun diluar dugaan, ternyata pamannya bilang jumalh hutang Rangga mencapai 100 juta. Rangga sempat shock dan bahkan ingin rasanya menjual Rumah itu. Disinilah mulai terjadi gesekan antara Rangga dengan Pamannya, ditambah lagi istri Pamannya bercerita dimana-mana tentang hutang Rangga. Kemudian Ibu Rangga seolah-olah melakukan pembiaran atau cuek dengan sikap adiknya itu. Bahkan setiap Rangga bicara tentang adiknya, Ibu nya selalu bilang " Ibu memang bodoh" itu saja. Kadang-kadang Rangga menjadi emosi.
    Untuk diketahui, dari berumur 17 Tahun hingga sekarang Rangga sudah menikah Rangga belum pernah menikmati hasil kerjanya secara utuh, misal honeymoon, liburan atau semacamnya itu dikarenakan dia harus menanggung biaya keluarga, hutang keluarga, belum hutangnya sendiri. Jika masalah uang Rangga tanggung jawab , namun ketika memerlukan dukungan moral dari Ibu nya dia selalu mendapatkan kekecewaan karena sedikitpun tidak ada dukunga ke Rangga , cenderung memihak adik-adiknya. Seolah memang Rangga adalah anak Tiri dari Ibu Sari atau mungkin anak tertukar. 
    Demikian cerita kehidupan tentang seorang anak yang gigih berjuang demi keluarga, namun berakhir mengecewakan dirinya. Yang walaupun sebenarnya mungkin benar di satu sisi harus bersabar demi keutuhan keluarga . Namun kebijaksanaan , menjaga hati seorang anak yg telah berjuang keras mengangkat nama baik keluarga harusnya di berikan bukan dibiarkan tersungkur rapuh hingga menimbulkan perasaaan yang membuat si Anak merasa sebagai anak Tiri atau dengan kata lain anak yg tidak dianggap. Jika dari kalian tertarik mendengarkan "True Story" ini dengan lengkap bisa menghubungi admin, sehingga Rangga (nama alias) bisa menceritakan dengan lengkap.



No comments: